Kepulauan Raja Ampat, Kerajaan Terumbu Karang

§  Kabupaten
Kalau membuka peta Pulau Papua, lihatlah pulau-pulau di sebelah barat bagian Kepala Burung (vogelkoop). Itulah Raja Ampat, yang terdiri dari rangkaian empat gugusan puau atau kepualauan. Empat gugusan pulau itu dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Misool, Salawati, dan Pulau Batanta. Secara administrasi, gugusan ini berada dibawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan penyelam dan para ilmuwan yang tertarik akan kekayaan ragam hayati serta keindahan “kerajaan terumbu karang” bawah lautnya yang terindah di dunia.
§  Masyarakat
Secara antropologis, wilayah Raja Ampat telah dihuni lama oleh masyarakat nelayan tradisional yang menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat merupakan anggota suatu komunitas desa. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya Kesultanan Muslim di Maluku, Sultan Ternate dan Sultan Tidore. Raja Ampat menjadi bagian Kesultanan Tidore. Setelah Sultan Tidore ditaklukkan Belanda, Raja Ampat menjadi bagian dari Hindia-Belanda.

§  Kerajaan Terumbu Karang
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata, terutama penyelaman. Perairan bawah laut dangkalnya, menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik di dunia untuk diving site. Bahkan, juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah airnya pada saat ini. Dr. John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya mengungkapkan, “Kepulauan Raja Ampat merupakan kawasan karang terbaik di Indonesia”. Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, Lembaga Oseanografi Nasional (LON) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, di perairan ini tercatat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan merupakan tertinggi bagi gonodactylus stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satu pun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini. Wajar kalau Raja Ampat disebut “Kerajaan Terumbu Karang”.

§  Akses
Mengunjungi kepulauan ini sebetulnya tidaklah terlalu sulit, walau memang memakan banyak waktu dan biaya cukup besar. Kita dapat menggunakan maskapai penerbangan dari Jakarta ke Sorong via Manado selama 6 jam penerbangan. Dari Sorong, kota yang cukup besar dan fasilitas yang lumayan lengkap, untuk menjelajahi Raja Ampat pilihannya ada dua, ikut tur dengan perahu pinsi atau tinggal di resor Papua Diving.

§  Ancaman
Karena keanekaragaman hayati di Raja Ampat begitu besar, kaya da indah, bagaikan kerajaan telah membuat dirinya memiliki tingkat ancaman terhadap kelestarian dan keselamatannya yang tinggi pula. Hal itu dapat dilihat dari keruakan terumbu karang umumnya adalah karena aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti bom, sianida dan akar bore (cairan dari olahan sejenis akar pohon tuba untuk meracun ikan). Kerusakan itu terutama dilakukan oleh para perampok yang tahu nilai keanekaragaman hayti bawah laut Raja Ampat, secara tidak bertanggungjawab.

§  Konservasi
Untuk menjaga kelestarisan bawah laut Raja Ampat, usaha-usaha konservasi sangat diperlukan di daerah ini. Ada dua lembaga internasional yang konsen terhadap kelestarian sumber daya alam Raja Ampat, yaitu CI (Conservation International) dan TNC (The Nature Conservancy). Pemerintah sendiri telah menetapkan laut sekitar Waigeo Selatan, yang meliputi pulau-pulau kecil seperti Gam, Mansuar, kelompok Yeben, dan kelompok Batang Pele, sebagai Suaka Margasatwa Laut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Patah Tulang

Apa bedanya Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah?

Tracing and Mailing Service (TMS) dan Restoring Family Links (RFL)