Way Kambas

                Teretak di Propinsi Lampung, Taman Nasional Way Kambas adalah Taman Wisata pertama dan yang paling tua berdiri di Indonesia. Dengan wilayah seluas 125 ribu hektar, taman ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1937 dan dikelilingi 35 desa dan 2 kabupaten Lampung Timur dan Tengah. Untuk kita yang berjiwa petualang dan tertarik dengan keidupan satwa liar, tempat ini akan menjadi tempat destinasi yang bagus untuk dikunjungi bersama teman dan keluarga.
                Saat sampai disana, kita akan disambut dengan gapura sebesar kepala gajah dan badak di sisi kanan dan kirinya seperti ikon mereka, serta loket untuk membeli tiket masuk. Untuk wisatawan lokal hanya dikenakan biaya Rp. 5.000,-  untuk hari biasa dan Rp. 7.500,- untuk hari libur. Untuk wisatawan asing lebih mahal, sekitar Rp. 150.000 untuk hari biasa, dan Rp. 225.000 untuk hari libur. Ada dua area yang seru untuk dikunjungin disini, yaitu Pusat Latihan Gajah (PLG) dan Way Kanan.
                Taman Nasional Way Kanan (TNWK) juga dikenal sebagai tempat konservasi gajah Sumatra. Sekitar 9 km masuk ke dalam Taman Nasional, kita bisa menemukan Pusat Latihan Gajah dimana sekitar 200 ekor gajah menetap dan dilindungi di kawasan ini. Mereka dilatih untuk mengangkat kayu dan membajak sawah agar dapat ikut membantu penduduk yang 70% berprofesi sebagai petani. Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Nasional Way Kambas juga sering dapat penyuluhan soal bagaimana cara menanggulangi konflik antara gajah liar dan manusia karena tempat tinggal mereka berbatasan dengan wilayah gajah-gajah liar. Sebelumnya, para gajah disini dapat ditunggangi oleh pengunjung yang dating untuk kebutuhan rekreasi. Tetapi baru-baru ini keluar peraturan yang melarang adanya aktivitas gajah untuk kegiatan wisata.

                Jadi, ini murni untuk melindungi gaja Sumatra yang emakin langka, apalagi maraknya perbuatan liar gajah untuk diambil gadingnya. Tetapi kita masih bisa melihat dan berfoto-foto bersama gajah-gajah ini. Bahkan, kita bisa bermain bersama beberapa anak gajah yag sedang lincah-lincahnya. Tetapi tetap hati-hati dan selalu meminta pengawasan dari petugas disana jika ingin berinteraksi dengan gajah. Setiap gajah dijaga oleh pawing atau mahout yang merupakan masyarakat di sekitar Taman Nasional. Konon, gajah juga mempunyai karakter yang sangat kuat seperti manusia. Oleh karena itu, setiap gajah dirawat oleh satu mahout selama bertahun-tahun layaknya orang tua merawat anaknya. Mereka bisa terhubung satu sama lain. Tidak hanya gajah, tempat ini juga menjadi area perlindungan untuk badak Sumatra yang langk dan dilindungi di habitat aslinya dalam kawasan Sumatra Rhino Sanctuary (SRS) seluas 100 hektar yang didirikan tahun 1995. Sayangnya, pengunjung umum tidak diperbolehkn masuk ke kawasan SRS untuk mencegah hal-hal yang dapat membahayakan badak disana. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Patah Tulang

Apa bedanya Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah?

Tracing and Mailing Service (TMS) dan Restoring Family Links (RFL)