Tips Mengatur Dana Pendidikan

1.       Akan di sekolahkan dimana?
Yang harus anda cari adalah dimana anda mau menyekolahkannya. Artinya, pilih sekolah terlebih dahulu. Pastinya ada perbedaan biaya antara sekolah swasta dan negeri, kurikulum nasional dan kurikulum internasional, serta sekolah berbahasa Indonesia dan bilingual. Setelah tahu pilihan sekolah dan biayanya, siapkan dananya.

2.       Tentukan jangka pengelolaan dana
Jenjang sekolah anak adalah mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Dari jenjang-jenjang itu mana yang paling dejat dengan tahap pendidikan anak. Misalnya, jika anak sudah duduk di jenjang pendidikan TK berarti akan melanjutkan ke SD, lalu ke SMP. Masa bersekolah dari jenjang TK ke SD adalah jangka pendek, hanya dua tahun. Sementara, masa bersekolah dari jenjang SD ke SMP adalah jangka menengah, yaitu enam tahun. Sementara, jenjang dari pendidikan SMA sampai perguruan tinggi merupakan jangka panjang. Berdasarkan pemahaman tentang jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang ini, anda bisa menentukan sistem pengelolaan dana pendidikan anak anda.

3.       Perhitungkan kenaikan biaya sekolah
Setiap tahunnya biaya sekolah akan naik sekitar 10-25%, tergantung pada sekolah yang anda inginkan. Untuk itu, anda harus cari tahu berapa biayanya pada tahun ini, lalu perkirakan berapa kenaikannya dalm % untuk lima tahun kedepan. Misalnya biaya kenaikan itu 10%, tahun kedua 10%, dan seterusnya hingga 5 tahun kedepan. Dari situ akan ditemukan berapa dana yang harus anda persiapkan untuk lima tahun itu.

4.       Rencanakan dan persiapkan sejak dini
Bila anda punya anak, kewajiban anda sebagai orang tua adalah menyekolahkan anak. Sebaiknya rencanakan dan siapkan dana pendidikan untuk anak anda sejak dini. Bahkan , anda bisa langsung memulai persiapan dana pendidikan anak, sejak anak masih dalam kandungan, jadi jangan sampai tahun depan anak anda akan masuk sekolah, anda baru mencari sekolahnya dan mempersiapkan dana pendidikannya tahun ini.

5.       Yang harus diketahui tentang asuransi
Banyak pula orang tua yang menyimpan dana pendidikan dalam bentuk asuransi. Yang harus anda ketahui, produk asuransi itu hanya proteksi dari segala resiko yang mungkin merugikan finansial kita. Misalnya, saat anda sakit berat, pemasukan pun terhenti. Fungsi asuransi adalha untuk membayarkan kerugian finansial anda tadi. Jadi, fungsi asuransi bukan untuk perencanaan, tapi lebih melindungi yang sudah direncanakan. Jadi, asuransi kurang tepat bila tujuannya untuk mencapai dana pendidikan. Apalagi bila premi yang anda bayarkan tidak besar. Ketika polis sudah berakhir, dana yang tersisa tidak mencukupi biaya sekolah karena biasanya biaya sekolah sudah naik tinggi.

6.       Perlukah anak dilibatkan?

Melibatkan anak dalam pengelolaan dana pendidikan tidaklah perlu. Hanya saja, anak memang harus diperkenalkan tentang uang sejak dini. Misalnya saja menabung untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Menabung juga mengajarkan anak untuk bersabar dan menunggu hasil sebuah proses. Dari situ anak bisa belajar pula bahwa uang itu didapat dengan berusaha dan bekerja, tidak sekadar meminta pada orang tua. Orantua pun harus bekerja untuk mendapatkan uang itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Patah Tulang

Apa bedanya Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah?

Tracing and Mailing Service (TMS) dan Restoring Family Links (RFL)