Mengenal Allah

“Siapa yang mengenal diri, maka dia mengenal tuhannya”. Apa makna kalimat tersebut?

v  Siapa Kita?
Untuk mengenal diri, apa yang harus kita lakukan? “Maka hendaklah manusia memperhatikan daripada apakah dia diciptakan?” (Q.S Ath-Thariq [86] : 5). Sebab, “Sessungguhnya Kami telah menyiptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk…. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku dengan bersujud,” (Q.S Al-Hijr [15]: 26 dan 29).

v  Ruh Hidup
Jadi, setelah Allah menyiptakan jasad Adam, maka ditiupkanlah ruh keidupan ke dalam tubuh Adam, dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa ketika ruh ditiupkan dan diperintah Allah SWT untuk memasuki jasad Adam, ruh bertanya, “Ya Rabb, melaui jalan mana hamba harus masuk?” Allah berfirman “Masuklah melalui jalan mana saja yang kamu sukai dan melalui jalan itu pula engkau keluar!”. Maka masuklah ru itu melalui lubang hidung sehingga Adam hidup, dan kelak melalui jalan itu pula ruh keluar dari jasad Adam dan keturunannya saat meninggal.
Sejak ditiupkan ruh itulah, jiwa manusia hidup tertanam di dalam kehidupan setiap tubuh. Jadi, manusia terdiri atas jasad, ruh, dan jiwa. Kalau manusia meninggal, itu karena ruhnya keluar dari jasadnya. Jiwanya tidak mati.

v  Ayah Bunda
Manusia hanyalah Makhluk. “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menyiptakanmu dari seorang Adam, dan daripadanya Allah menyiptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan menggunakan nama-Nya kamu saling meminta, dan peliharalah silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu,” (Q.S An-Nisa [4]: 1).
Lalu bagaimana kita ada? “Hai manusia, sesungguhnya Kami menyiptakan kamu dari seorang laki-laki (Ayah) dan seorang perempuan (Bunda) serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling megenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi Mahamengenal,” (Q.S Al-Hujurat [49]: 13).

v  Kapan Mengenal
Bagaimana atau kapan kita mengenal Allah? Sesungguhnya ketika jiwa diciptakan, Allah sudah memperkenalkan diri-Nya. Kapan itu? “Ingatlah, ketika Tuanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka (orang tua kita) dan Allah mengambil kesaksian tehadap jiwa mereka, Allah berfirman, ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, ‘Betul. Engkau Tuhan kami. Kami menjadi saksi!’ Kami lakukan itu agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap keesaan Tuhan,” (Q.S Al-A’raf [7]: 172).
Jadi, sudah sejak zaman azali kita mengenal Tuhan. Pertanyaannya, dari mana kita mengetahui naa Tuhan? Seperti kita, orang lain tahu nama karena kita memperkenalkan nama kita siapa, kan? Demikian juga dengan Tuhan. Tuhan sednirilah yang memperkenalkan Nama-Nya, yaitu melalui satu firman-Nya dalam al-Quran. “Tuhan berfirman, ‘Hai Musa, sesungguhnya, Akulah Allah, Yang Mahaperkasa lahi Mahabijaksana,” (Q.S An-Naml [27: 9).
v  Masuk Surga
Di akhirat kelak, setiap jiwa akan tahu kemana harus berjalan, dan “Setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya di dunia,”  (Q.S At-Takwir [81]: 14). Jiwa-jiwa orang-orang beriman akan disambut penuh kemuliaan di sisi Allah YME. “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku,” (Q.S Al-Fajr [89]: 27-30).
Jiwa-jiwa orang-orang kafir yang ingkar dan khianat, tentu saja kebalikannya dari tu. “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tepat tinggalnya,” (Q.S An-Naziat [79]: 37-39).

v  Di Dunia Lupa
Seelah di dunia, ternyata kebanyakan manusia melupakan Allah, bahkan tidak pandai bersukur atau kufur nikmat. Kenapa? Karena, Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir,” (Q.S Al-Ma’arij [70]: 19). “Manusia telah dijadikan bertabiat tergesa-gesa,” (Q.S Al-Anbiya’ [21]: 37). Padahal tergesa-gesa adalah langkah setan. “Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa menhingat Allah; mereka itu golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi,” (Q.S Al-Mujadilah [58]: 18).
Padahal, ayat-ayat dan tanda-tanda kekuasaan Allah ada kemanapun kita menghadap, termasuk di dalam tubuh kita. Allah berfirman, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan. Kami di segala wilayah bumi dan dalam diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Yiadakan cukup bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Q.S Fushshilat [41]: 53).

v  Lupa Diri
Semoga kita menjadi orang-orang beriman yang mengenal diri sendiri dan selalu ingat kepaa Allah SWT, sehingga Allah tidak membuat lupa diri, lupa kepada diri sendiri, alias gila. Karena Allah sesungguhnya menyayangi hamba-hamba-Nya yang saleh-salehah, dan selalu mengingatkan hamba-hamba-Nya yang beriman.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok di akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri (gila). Mereka itulah orang-orang yang fasik,” (Q.S Al-Hasyr [59]: 18-19).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Patah Tulang

Apa bedanya Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah?

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan