Try Something New
“Kayaknya saya ngga bisa deh!”
“Ini kayaknya ngga banget deh!”
“Ini ngga mungkin banget saya lakuin!”
Kalimat-kalimat
seperti itu sangat sering keluar dari mulut kita saat mendapatkan tantangan
baru yang asing dan belum pernah kita lakukan sebelumnya. Begitu banyak pikiran
negatif yang berkecamuk di kepala, membuat kita merasa takut lebih awal saat
ingin menjalankan suatu hal yang baru. Padahal, pikiran negatif itu belum tentu
terjadi. Kita harus berhenti untuk membatasi diri dengan pikiran kita sendiri.
Manusia adalah makhluk yang sangat handal dalam beradaptasi. Tetapi jika kita
tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah tau seberapa jauh kita bisa
melangkah.
1.
Just say YES!
Saat mendapatkan tawaran menarik, kita pasti sering mengalami keraguan
dalam diri dan ingin menolak. Tepis jauh-jauh keraguan diri tersebut dan ambil
pilihannya.
Contoh : Guru meminta kita untuk menjadi ketua kelas. Katakan Ya, karena
pasti ada alasan mengapa kita ditunjuk oleh guru.
2.
Pilahlah pikiran tentang apa yang kita bisa dan
tidak bisa lakukan.
Selama ini kita pasti hanya terfokus pada apa yang sudah ada pada “zona
nyaman” kita, pada hal-hal yang sudah terbiasa kita lakukan, pada rutinitas.
Hal ini membuat kita ‘buta’ dengan hal lain yang sebetulnya punya pilihan untuk
masuk ke dalam daftar our skill.
Cobalah ubah pikiran dari ‘tidak bisa’ menjadi ‘bisa’.
Contoh : Kita mendapat tugas dari himpunan untuk membuat video
dokumentasi acara kampus. Walaupun kita tidak bisa menggunakan video recorder,
tetapi mungkin itulah yang membuat kita berpikir bahwa kita tidak bisa. Kita
bisa belajar secara singkat di Youtube, dan kita akan tahu apa yang harus kita
kerjakan.
3.
Berikan waktu
Fase memulai selalu menjadi bagian tersulit. Lakukanlah secara perlahan
dan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita pasti akan membantu bagian
tersulit itu.
Contoh : Kita memutuskan untuk mengambil jurusan Graphic Design saat
kuliah. Di awal semester sudah merasa berat. Jangan langsung menyerah, jalani
prosesnya sampai akhirnya kita terbiasa dan nyaman mengerjakannya.
4.
Make it Fun
Sesuatu yang baru jangan dijadikan beban, apalagi sampai panik. Kuncinya
adalah jangan terlalu banyak berpikir, kerjakan dan biarkan kita
berimprovisasi.
Contoh : Saat terpilih menjadi ketua event di sekolah, jalanilah tanpa
merasa adanya beban. Kerjakanlah seuai daftar pekerjaan dan lupakan tentang
‘bagaimana jika’. Panik tidak akan membantu kita menjadi leader yang baik saat masalah benar-benar datang.
5.
Get Comfortable in Making Mistakes
Kesalahan itu normal dan bukan tanda kegagalan. Jangan biarkan kesalahan
membuat kita menjadi down. Kita akan
tumbuh dari kesalahan, bukan kesuksesan.
Contoh : Kita mengerjakan tugas makalah dan tulisan kita di revisi
terus-terusan oleh dosen. Tidak perlu minder atau sedih. Lewat revisi itu kita
bisa belajar dan menghindari kesalahan yang sama.
6.
Bagaimana Jika Kamu Tidak Bisa? Bagaimana Jika
Kamu Bisa?!
Kita sangat tahu bagaimana kekuatan dari otak kita sendiri. Apa yang kita
pikirkan terus-terusan sangat mungkin untuk menjadi keyataan. Saat sedang
mencoba sesuatu yang baru, ubahlah pikiran negative ke pikiran positif.
Contoh : Saat ingin sekali mencoba jadi blogger. Tapi bagaimana jika
kreasi kita mengalami penolakan? Ubahlah pikiran itu menjadi “bagaimana jika
orang-orang sangat menyukai pekerjaan kita?” “satu haters dalam ribuan teman baru, aku tidak akan memikirkannya!”
7.
Jangan Pernah Berhenti Belajar
Seperti orang yang mempelajari bahasa tertentu, satu-satunya cara agar
bisa menjadi fasih adalah dengan sering prektek, bila perlu setiap hari.
Contoh :Kita baru saja masuk ke dalam ekskul fotografi. Setelah ikut
beberapa latihannya hasil foto kita masih saja ‘standar’. Kita tidak bisa
mengekspektasikan kita akan berhasil di kemudian hari. Tetapi jika kita
konsisten untuk terus berlatih, kualitas skill kita akan naik perlahan tapi
pasti.
8.
Visualisasikan Pemeliharaan Diri
Sebelum melakukan hal baru, cobalah bayangkan bahwa diri kita sukses
dalam melakukannya. Hal ini dapat memberi sugesti ke otak agar terus berpikiran
positif.
Contoh : Saat ditunjuk untuk mengikuti speech competition, cobalah bayangkan saat kita berada diatas
panggung, berpidato dengan lancer dan menerima piala juara satu. Hal ini akan
mengurangi kemungkinan kita melakukan kesalahan nantinya.
9.
Buang Kebiasaan Buruk
Kita bisa menjadi musuh bagi diri kita sendiri, terlebih lagi bila kita
mempunyai kebiasaan buruk yang membuat kita menjadi susah berkembang. Seperti
malas, seperti membuat kesalahan, atau menyalahkan orang lain.
Contoh : Ayah menawarkan kita untuk mengikuti kegiatan anak muda di
kantornya. Daripada langsung menjawab “tidak” hanya karena malas untuk
berbasa-basi bertemu dengan orang baru, cobalah untuk lebih membuka pikiran.
Kita tidak pernah tau kesempatan apa yang akan kita lewati setiap kita
mengatakan “tidak”.
10.
Pada Akhirnya, Kita Harus Mencoba
Jika memang akhirnya kita gagal atau banyak kesalahan yang muncul, paling
tidak kita sudah mencoba dan berusaha. Cobalah cari hal-hal baru yang lainnya
yang dapat kita lakukan dari awal.
Contoh : Di awal kita sudah sangat semangat mengikuti kelas memasak.
Tetapi setelah menjalaninya beberapa bulan, kita menemukan passion kita bukanlah memasak, tetapi merajut. Tidak apa-apa jika
kita ingin kembali memulai dari awa, setidaknya kita tahu dimana passion kita yang sesungguhnya.
Komentar
Posting Komentar